![]() |
Keumala Sari, Notaris asal Lhokseumawe |
Suaradiksi.com. Lhokseumawe – Pengusulan 44 notaris oleh Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI) Wilayah Aceh, Nila Rufaidah, ke Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Aceh memicu polemik tajam di internal profesi. Langkah tersebut dinilai sarat kepentingan pribadi dan tidak mencerminkan asas profesionalisme.
Sejumlah notaris mempertanyakan motif di balik pengusulan itu. Mereka menuding bahwa nama-nama yang diajukan lebih ditentukan oleh kedekatan personal dengan pengurus organisasi, alih-alih berdasarkan kompetensi dan rekam jejak profesional.
Notaris asal Lhokseumawe, Keumala Sari, menjadi salah satu suara vokal yang mengecam keras proses tersebut. Ia menyebut pengusulan itu cacat secara etika dan jauh dari prinsip keadilan serta transparansi yang seharusnya dijunjung tinggi dalam organisasi profesi.
"Pengusulan ini sangat tidak objektif. Terlalu banyak faktor kedekatan pribadi yang bermain, bukan kualitas atau kapabilitas. Ini melukai rasa keadilan para notaris yang bekerja profesional namun tidak punya akses ke lingkaran dalam pengurus," ujar Keumala kepada, Rabu (30/4/2025).
Keumala menilai praktik semacam ini berbahaya dan bisa mencoreng nama baik institusi notariat di mata publik. Ia juga menyoroti potensi diskriminasi terhadap notaris yang berkompeten tetapi tidak punya relasi khusus dengan petinggi INI Aceh.
"Jika pola seperti ini dibiarkan, maka kepercayaan masyarakat terhadap profesi notaris bisa runtuh. Apalagi jika posisi penting di instansi pemerintah seperti Dinas Koperasi UKM hanya diisi berdasarkan siapa yang dekat dengan siapa," tegasnya.
Keumala mendesak agar proses pengusulan ini segera dievaluasi ulang secara menyeluruh. Ia menyerukan pembentukan mekanisme seleksi yang adil, terbuka, dan akuntabel, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
"Kami menuntut keterbukaan dan penilaian objektif. Yang terpilih harus benar-benar memenuhi syarat, bukan sekadar hasil lobi dan kedekatan dengan pengurus," pungkas Keumala. | Afrijal, Kontributor Lhokseumawe